Foto dari Panoramio
|
Masjid
Jami’ Indrapuri, Masjid tua yang diduga dibangun di atas bekas sebuah
candi, ketika masyarakat di sekitar daerah tersebut sudah memeluk agama
Islam. Masjid tua yang masih dijaga dengan baik hingga kini dan masih
berfungsi dan dimanfaatkan oleh kaum muslimin di Indrapuri. Selain
menjadi kebanggaan muslim Indrapuri, masjid tua ini juga suda menjadi
bangunan tua yang dilindungi Undang undang.
Kini masjid
Jami’ Indrapuri selalu ramai oleh jemaah. Di bulan suci Ramadhan masjid
ini senantiasa masuk dalam agenda tujuan safari Ramadhan para petinggi
kabupaten maupun provinsi, yang ingin bersilaturrahmi dengan warga nya.
Kendatipun ukurannya relatif kecil serta letaknya tidaklah di ibukota
kabupaten apalagi ibukota provinsi.
Lokasi Masjid Jami’ Indrapuri
Masjid Indrapuri berada di berlokasi di poros jalan Banda Aceh-Medan, masuk ke dalam Desa Indrapuri pasar, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Tak sulit menjangkau Masjid Indrapuri. Dari Banda Aceh, Anda bisa menyewa mobil travel menuju masjid yang atapnya berseng hijau.
Sejarah Masjid Jami’ Indrapuri
Masjid
Jami’ Indrapuri pada mulanya merupakan sebuah bangunan candi yang
dibangun pada abad ke 12M di kerajaan Indrapuri. Jauh sebelum berdirinya
Kesultanan Aceh darussalam di abad ke 15M. Sultan pertama Aceh, Sultan Ali Mughayat Syah dinobatkan sebagai Sultan pada hari Ahad, 1 Jumadil awal 913 H atau pada tanggal 8 September 1507. Pengaruh Kesultanan Aceh menyebar di pulau Sumatera hingga ke wilayah semenanjung Malaya.
![]() |
Masjid Tua Indrapuri dibangun di bekas candi kuno di dalam sebuah
benteng yang kokoh (hack87)
|
Manakala
Islam kemudian masuk ke wilayah Indrapuri dan kemudian mengubah
peradaban disana ke peradaban Islam, fungsi candi Indrapuri pun kemudian
berubah menjadi sebuah masjid. Konon perubahan itu terjadi semasa
pemerintahan Sultan Iskandar Muda berkuasa di Kesultanan Aceh Darussalam tahun 1607M hingga 1636M. Sultan Iskandar Muda juga lah yang kemudian membangun masjid Indrapuri menggantikan Candi di lokasi tersebut.
Hal
tersebut sejalan dengan penjelasan Kepala Seksi Pelestarian dan
Pemanfaatan BP3 Aceh, Dahlia, bahwa masjid berkonstruksi kayu ini
didirikan di atas reruntuhan bangunan benteng yang diperkirakan bekas
peninggalan Hindu yang pernah dimanfaatkan sebagai benteng pertahanan di
masa pendudukan Portugis dan Belanda. Setelah Islam masuk dan
berkembang pesat di Aceh, benteng yang semua tempat peribadatan Hindu,
dindingnya dihancurkan dan digantikan dengan masjid. Begitu juga dengan
ornamen asli penghias bangunan dalam, ditutup plester mengingat ajaran
Islam melarang adanya penggambaran makhluk bernyawa. Hal senada tentang
sejarah Masjid ini juga disampaikan oelh Rektor UIN Lampung, Prof Dr Musa Said dalam ceramah tarawihnya di masjid ini di bulan Ramadhan (agustus) 2009 yang lalu.
![]() |
Foto tua Masjid Kuno Indrapuri, Aceh |
Kenyataan tersebut membantah pendapat yang mengatakan bahwa masjid Jami’ Indrapuri lebih tua dari Masjid Agung Demak, mengingat bahwa Sultan pertama Aceh, Sultan Ali Mughayat Syah baru dinobatkan sebagai Sultan tahun 1507. Kemudian Sultan Iskandar Muda sendiri berkuasa di Kesultanan Aceh tahun tahun 1607M hingga 1636M. Jauh lebih muda dari usia Masjid Agung Demak yang berdiri tahun 1477. Lain halnya bila ternyata bahwa masjid Jami’ Indrapuri ini dibangun di masa kekuasaan Samudera Pasai (1267-1521) yang merupakan kerajaan Islam Pertama di Indonesia.
![]() |
Sultan Muhammad Daud Syah (Wiki)
|
Memang
agak sulit menentukan tahun berdirinya Masjid Indrapuri ini dengan
pasti, karena ketiadaan catatan tahun pendirian masjid yang dijumpai di
lokasi tersebut dalam bentuk prasasti ataupun plakat pendirian
sebagaimana kita jumpai di beberapa masjid masjid tua tanah air.
Peristiwa penting terakhir yang berlangsung di Masjid Jami’ Indrapuri adalah pelantikan Muhammad Daud Syah sebagai Sultan Aceh ke 35 pada tahun 1874. pelantikan itu juga menjadikan Indrapuri sebagai ibukota Kesultanan Aceh, Namun hal itu tak berlangsung lama karena Sultan Muhammad Daud Syah menjadi Sultan Aceh terahir setelah beliau ditangkap oleh Belanda tanggal 10 Januari 1903 kemudian diasingkan ke Ambon lalu dipindahkan ke Batavia sampai wafatnya pada tanggal 6 Februari 1939.
Sekilas Kerajaan Indrapuri
Menurut
penuturan Imam besar Masjid Jami’ Indrapuri, Tengku Imam Syafi’i
(65thn) kepada waspada medan, Indrapuri adalah kerajaan yang didirikan
oleh ummat Hindu di Aceh. Kerajaan ini berawal dari adik perempuan Putra
Harsha dari India yang suaminya terbunuh dalam peperangan yang dilancarkan oleh bangsa Huna pada tahun 604 M lalu melarikan
diri dari kerajaannya ke Aceh. Sesampainya di Aceh, adik perempuan
Putra Harsha ini mendirikan kerajaan yang diduga dan besar kemungkinan
adalah Indrapuri sekarang.
Hal
ini didasari fakta bahwa di dekat Indrapuri terdapat perkampungan orang
Hindu, yaitu di Kampung Tanoh Abei. Di sini juga banyak dijumpai
kuburan orang Hindu. Selain mendirikan kerajaan, ummat Hindu kala itu
juga mendirikan Candi diberi nama Indrapuri, yang artinya Kuta Ratu.
Selain itu, ia juga mendirikan Kerajaan Indrapatra di Ladong, disekitar
Pelabuhan Malahayati.
![]() |
dari sudut ini terlihat dengan jelas 4 tembok benteng yang mengelilingi
Masjid Indrapuri (merahsilu.blogspot)
|
Bekas Candi masih terlihat pada tapak sekeliling Masjid. Menurut Prof. H. Ali Hasjmy (alm),
diperkirakan keseluruhan tapak/bekas Candi tersebut hampir sama
besarnya dengan Candi Borobudur di Jawa Tengah. Profesor Ali Hasjmy
menambahkan, bila bangunan ini digali diperkirakan patung-patung Hindu
banyak terdapat di dalamnya. Bahkan menurut Yunus Djamil, dalam bukunya
Tawarich Raja-raja Kerajaan Aceh menyebutkan, Indrapuri merupakan bagian
Kerajaan Hindu Indrapurwa, termasuk Indrapatra dan Indrapurwa.
Arsitektur Masjid Indrapuri
Masjid
Tua Indrapuri menempati areal tanah seluas 33.875 meter, Masjid
berkonstruksi kayu didirikan di atas reruntuhan bangunan berkonstruksi
batu berspesi kapur dan tanah liat yang pernah difungsikan sebagai
benteng pertahanan pada saat pendudukan Portugis dan Belanda di Aceh.
![]() |
Masjid Jami' Indrapuri tidak memiliki dinding tapi hanya dilengkapi
dengan tembok benteng yang terbuka (merahsilu.blogspot)
|
Dinding
benteng yang juga berfungsi sebagai pondasi masjid berdenah persegi
empat, berdiri di atas tanah seluas 4.447 meter. Bangunan ini berundak
empat dan pada setiap undakannya memiliki dinding keliling sekaligus
jadi pembatas halaman. Kaki dan puncak dinding benteng dilengkapi oyif,
yaitu bidang sisi genta.
Masjid Kuno Indrapuri berdenah bujursangkar berukuran 18,80 m
x 18,80 m dengan tinggi bangunan 11,65 m. Bangunan ini dikelilingi oleh
tembok undakan keempat setinggi 1,48 m. Pintu masuk terletak di sebelah
timur, dan untuk mencapainya harus melalui pelataran yang merupakan
halaman luar masjid. Di atas halaman kedua terdapat bak penampungan air
hujan, yang juga berfungsi untuk mensucikan diri.
Bentuk
masjid ini merupakan perpaduan mesjid dan benteng. Pagar tembok tebal
dan tinggi mengelilingi masjid. Hanya ada satu jalan masuk menuju
masjid, yaitu jalan depan. Melewati tembok pertama, merupakan tempat
parkir, tempat wudhu’ dan sekretariat remaja mesjid. Dari lokasi sini,
masjid hanya nampak sedikit karena terhalang tembok kedua yang agak
tinggi.
![]() |
Interior masjid Jami’ Indrapuri (hack87)
|
Menaiki
tangga menuju ke tembok kedua, di sana ada sebuah bangunan kecil yang
dibawahnya ada kolam air tempat mencuci kaki, sebelum masuk ke masjid,
jemaah masjid memasukkan kakinya terlebih dahulu ke dalam kolam itu
sehingga masuk ke dalam mesjid dalam keadaan benar benar bersih. Luas
halaman dalam pagar kedua ini sekitar 10 meter mengelilingin mesjid.
Tembok tebal sekitar 1 meter mengelilingi masjid. Hanya ada satu jalan
masuk, yaitu di hadapan kolam tadi.
Tembok
ketiga masih belum masuk ke dalam masjid, tapi berupa halaman 4 meter
yang mengelilingi mesjid. Halaman ini, sama dengan tembok kedua tadi
juga dibatasi dengan tembok lainnya. Dan, diseberang tembok tersebut
berdiri mesjid bersejarah Masjid Jami’ Indrapuri.
Kayu-kayu
besar kekar menompang atap mesjid, Atap masjid ini terdiri dari Atap
limas bersusun tiga., menggunakan seng sebagai penutup. Secara keseluruhan Masjid Jami’ Indrapuri di topang oleh 36 tiang kayu, masing masing 6 tiang dalam 6 jejeran. Jarak
antar tiang kira kira dua shaf shalat. Tidak ada dinding, yang ada
adalah tembok setinggi 1 ½ m yang mengelilingi masjid. Tembok yang tidak
langsung menempel di kayu sebelah luar mesjid. Mesjid benar-benar
sebagai sebuah bangun tersendiri di atas lantai yang tidak memiliki
dinding.
keseluruhan struktur masjid Jami' Indrapuri dibangun menggunakan kayu bermutu tinggi tanpa menggunakan paku (munhasry.multiply) |
Mimbar masjid ini berupa tangga setiggi tiga anak tangga, dilengkapi dengan mimbar dari papan berbentuk setengah lingkaran. Sebagaimana masjid masjid tua di Indonesia, masjid Jami’ Indrapuri juga tidak memiliki menara. Pengeras suara masjid diletakkan di bawah atap limas paling atas, pengeras suara yang lebih kecil dipasang di dalam masjid. Ada enam kipas angin besar yang tersebar di dalam mesjid dan satu kipas angin kecil di tiang dekat imam. Sebuah jam klasik tergantung di tiang depan dekat mimbar. Di sudut kanan depan ada beberapa lemari, tempat inventaris masjid. Sebuah papan bertuliskan kaligarfi tergantung di depan mihrab.
Arsittektur
masjid yang terbuka ini menjadikan suasananya terasa dekat dengan alam
saat berada di masjid tua itu. Selain itu karena masjid ini dibangun
diketinggian membuat angin semilir menusuk dari setiap sudut masjid plus
tingkahan sedikit riak sungai Krueng Inong yang tak jauh dari lokasi
masjid.
Upaya Pelestarian
![]() |
foto dari merahsilu.blogspot |
Kini untuk menyelamatkan dan melestarikan peninggalan sejarah dan purbakala, Pemkab Aceh Besar
sejak beberapa tahun lalu sudah memasang papan pengumuman dan imbauan
di areal komplek bangunan Masjid Lama Indrapuri berbunyi: ‘Dilarang
merusak mengambil atau memindahkan. Dilarang mengubah bentuk dan
memisahkan keadaan atau kesatuan benda cagar budaya yang berada di dalam
situs dan lingkungannya (Pasal 15 Undang-Undang Republik Indonesia No.5
Tahun 1992). Barang siapa yang melanggar larangan ini akan dikenakan
sanksi pidana (Pasal 26 Undang-Undang Republik Indonesia No.5 Tahun
1992).
Foto foto Masjid Jami’ Indrapuri
Foto foto dari foto dari merahsilu.blogspot
![]() |
Saving...Dibawah atap limas, keseluruhan interior masjid ini tak ditutup dengan plapon sehingga benar benar memberikan kesan alami |
![]() |
Ukiran floral di salah satu struktur kayu Masjid Indrapuri
|
Foto Foto dari aruhuljadid86.blogspot
Mihrab dan Mimbar Masjid Jami' Indrapuri |
Tembok tembok dan Pelataran Masjid Tua Indrapuri |
Foto Foto dari munhasry.multiply
Meski Ukuran masjid nya tak terlalu besar, namun masjid ini memiliki pelataran yang cukup luas untuk menampung jemaah |
Pelataran masjid dari sisi berlawanan dengan foto sebelumnya |
Tembok benteng masjid sempat dijadikan benteng pertahanan di masa kesultanan aceh melawan Portugis dan Belanda |
Masjid dan tembok benteng diantara pohon pohon kelapa |
Referensi
Waspadamedan-
Siarmasjid-Masjid Indrapuri Aceh Besar Bekas Benteng
Arrulhuljadid86-Masjid Indrapuri Dulu Kuil Hindu
Wikipedia-Muhammad Dauh Syah dari Aceh
Serambinews.com- Safari ‘Meuramien’ di Masjid Tuha Indrapuri
Munhasry-Masjid Indrapuri
0 Comments