Masjid Baiturrahim Ulee Lheue – Siapa yang tidak mengenal masjid ini?
Masjid Baiturrahim yang jika namanya di artikan secara umum, memiliki
arti “rumah maha penyayang”. Masjid yang penuh akan cerita sejarah dan
juga merupakan saksi bisu saat terjadinya bencana tsunami Aceh.
Masjid yang sudah berumur lebih dari se-abad ini selalu ramai saat
jam sholat tiba, terutama saat menjelang magrib. Tidak hanya warga
sekitar, bahkan wisatawan muslim yang berlibur ke lokasi ini pun akan
menyempatkan diri untuk sholat di masjid ini. Tidak heran jika anda
mengunjungi tempat ini, anda akan bertemu dengan para wisatawan lain,
baik wisatawan asing maupun wisatawan Indonesia.
Lokasi dan Transportasi
Masjid Baiturrahim ini terletak tidak jauh dari Pantai Cermin Ulee
Lheue, hanya berjarak sekitar 50 meter dari pantai, tepatnya di desa
Ulee Lheue, kecamatan Meuraksa, kota Banda Aceh. Jika pengunjung berasal
dari pusat kota, hanya berjarak sekitar 5 kilometer untuk menuju
kesini.
Untuk pilihan transportasi, pengunjung dapat menggunakan kendaraan
pribadi ataupun dengan naik angkutan umum,biasa masyarakat sekitar
menyebutnya labi-labi. Jika pengunjung menggunakan kendaraan pribadi,
maka dari pusat kota Banda Aceh pengunjung dapat melintasi sepanjang
Jalan Sultan Iskandar Muda.
Perjalanan lebih kurang hanya memakan waktu 10 menit dan pengunjung
akan sampai di bundaran Ulee Lheue, di sisi sebelah kiri bundaran akan
tampak Masjid Baiturrahim tersebut.
Jika pengunjung menggunakan labi-labi, pengunjung dapat menuju
terminal keudah yang berada di dalam kota Banda Aceh, disana pengunjung
tinggal naik labi-labi dengan trayek terminal keudah – Ulee Lheue. Tarif
labi labi ini hanya sekitar Rp 5.000*) untuk menuju lokasi masjid.
Labi labi akan mengantar pengunjung dengan melalui rute dari terminal
keudah menuju Jalan cut mutia, lalu menuju jalan tepi kali, kemudian ke
jalan inpres. Selanjutnya melewati jalan diponegoro, jalan sultan
mahmudsyah, jalan Muhammad jam, dan ke jalan abu lam U.
Terakhir ke jalan sultan iskandar muda. Saat berada di jalan sultan
iskandar muda, pengunjung dapat berhenti di bundaran Ulee Lheue. Dari
sisi sebelah kiri bundaran maka pengunjung akan melihat Masjid
Baiturrahim ini.
Angkutan alternatif lainnya pengunjung dapat pula menggunakan becak
motor, dengan tarif sebesar Rp 25.000*), pengunjung akan diantar sampai
ke lokasi tujuan.
Sejarah singkat
Sebelum masjid ini bernama Masjid Baiturrahim, dulunya masjid ini
bernama Masjid Jami’. Nama Masjid Jami’ adalah saat masa sultan Aceh
pada abad ke 17. Dulu ketika Belanda membakar Masjid Raya Baiturrahman
pada tahun 1873, semua masyarakat sekitar terpaksa melakukan sholat
jumat di wilayah Ulee Lheue, saat itulah nama Masjid Jami’ di ubah
menjadi Masjid Baiturrahim Ulee Lheue.
Awal pembangunan masjid ini dulunya dibangun secara gotong royong
oleh masyarakat Meuraksa, pembangunannya pun atas swadaya masyarakat
sendiri, di bangun di atas tanah wakaf yang mana saat itu sekitar tahun
1923-1926 masehi dipimpin oleh Teuku Teungoh Meuraxa.
Masyarakat pada saat itu bergotong royong mengumpulkan dana untuk
pembangunan masjid ini, baik laki laki maupun perempuan. Nelayan-nelayan
yang baru pulang dari menjual hasil tangkapan ikannya, selalu
memberikan sebagian hasil penjualannya untuk pembangunan masjid.
Para ibu ibu pun bergotong royong mengumpulkan beras, saat terkumpul
banyak mereka serahkan kepada panitia pembangunan masjid ini. Sampai
akhirnya pembangunan masjid ini selesai dan menjadi tempat ibadah
masyarakat Meuraksa.
Masjid Baiturrahim ini sendiri sudah mengalami beberapa kali
perbaikan, seiring dengan dimakannya usia bangunan. Pada awalnya masjid
ini dibangun dengan material dari kayu. Karena terbuat dari kayu, maka
bangunan masjid ini tidak bertahan lama dan akhirnya di robohkan. Baru
kemudian pada tahun 1922 oleh pemerintah Hindia Belanda, masjid ini
dibangun kembali dengan material yang terbuat dari batu bata dan semen,
dengan memiliki kubah di puncak masjid yang berbentuk segi empat.
Masjid yang selesai dibangun ini berdiri kokoh selama 61 tahun,
sampai akhirnya terjadi bencana alam yaitu gempa besar yang melanda Ulee
Lheue. Gempa tersebut sempat merusak bangunan masjid dan merobohkan
kubah yang berada di atasnya.
Hingga akhirnya kerajaan arab Saudi memberikan bantuan dana dan
masyarakat membangun kembali masjid ini dengan meluaskan bangunan yang
mampu menampung sekitar 1.500 jamaah dengan hanya memasang atap biasa di
bagian puncak masjid.
Pada tahun 1993, masjid ini kembali di renovasi oleh pemerintah
setempat. Badan masjid dibongkar kembali dan hanya menyisakan bagian
depannya. Kemudian dibangun ulang dengan gaya arsitektur yang lebih
megah.
Sampai akhirnya pada tahun 2004, bencana tsunami melanda daerah ini.
Memporak poranda kan semua bangunan sekitar dan hanya menyisahkan
bangunan masjid ini. Masjid Baiturrahim ini tetap berdiri kokoh, hanya
terdapat kerusakan kerusakan kecil akibat bencana tersebut.
Wisata
Pasca terjadinya tsunami tahun 2004 lalu, masjid bersejarah ini
sekarang sudah diperbaiki kembali oleh pemerintah setempat. Di samping
masjid sudah dibangun sebuah menara, dinding masjid yang berwarna putih
dan jendelanya yang berwarna hijau, menambah kesan megahnya bangunan
ini. Di dalam masjid juga sudah terdapat galeri foto sejarah masjid ini
dari dulu hingga sekarang.
Pemerintah setempat sudah menjadikan lokasi ini salah satu objek
wisata sejarah dan religi yang ada di Banda Aceh. Tak heran jika masjid
ini sekarang menjadi ramai oleh kedatangan para wisatawan, baik
wisatawan lokal, maupun wisatawan asing. Para petinggi dari berbagai
Negara pun banyak yang sudah berkunjung kesini.
Masjid ini selalu ramai dikunjungi oleh para Jama’ah, baik berasal
dari wilayah Aceh sendiri, ataupun wisatawan yang berkunjung ke Aceh.
Masjid ini juga menjadi daya tarik wisatawan karena memiliki nilai
sejarah serta keunikkannya adalah, ketika bencana alam dahsyat tahun
2004 silam, masjid ini masih berdiri kokoh ketika semua bangunan di
sekitarnya telah hancur dan porak poranda.
Tips
1. Berpakaianlah yang sopan saat berkunjung kesini karena merupakan area masjid.
2. Selalu sediakan topi atau payung untuk melindungi anda dari panasnya cuaca di Banda Aceh.
3. Bawalah uang secukupnya.
4. Bagi wisatawan muslim, sempatkan sholat di masjid ini.
5. Bertanyalah dengan pengurus masjid jika ingin tau lebih dalam tentang sejarah Masjid Baiturrahim ini.
1. Berpakaianlah yang sopan saat berkunjung kesini karena merupakan area masjid.
2. Selalu sediakan topi atau payung untuk melindungi anda dari panasnya cuaca di Banda Aceh.
3. Bawalah uang secukupnya.
4. Bagi wisatawan muslim, sempatkan sholat di masjid ini.
5. Bertanyalah dengan pengurus masjid jika ingin tau lebih dalam tentang sejarah Masjid Baiturrahim ini.
Jika anda akan berwisata ke Banda Aceh, objek wisata sejarah satu ini
sangat sayang untuk dilewatkan, banyak pelajaran sejarah yang bisa anda
dapatkan dan yang pastinya akan lebih meningkatkan keimanan anda kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Selamat berwisata!
0 Comments