Subscribe Us

header ads

Masjid Agung Cipta Rasa Cirebon 1498 M

Assalamualikum akhi dan ukhti

kali ini saya ingin membahas sejarah Masjid Agung Cipta Rasa ( Atau dikenal sebagai Masjid Agung Kasepuhan Cirebon ) yang ada di Kota Cirebon dan konon ceritanya dibangun hanya dalam semalam saja, dibangun Setahun setelah Masjid Agung Demak dan juga sebagai pasangan Masjid Agung Demak.



Masjid Agung Cipta Rasa  yang lokasi nya 100 Meter sebelum pintu masuk Keraton Kasepuhan , dan menjadi salah satu Masjid tertua di tanah jawa, Ciri utama di Masjid Agung Cipta Rasa ini dikelilingi tembok bata berwarna merah dengan tiga pintu gerbang berbentuk Padureksa, Dibangun atas usulan Putri Pakungwati kepada suaminya Sunan Gunung Jati salah satu 9 Wali songo 


Masjid Agung Cipta Rasa dibangun pada tahun 1498 M ( Adapun sejarawan mengatakan tahun 1478 M tepat di bangun nya Masjid Agung Cipta Rasa bersamaan didirikan nya Kesultanan Cirebon dan Sultan pertamanya adalah Sunan Gunung jati itu sendiri )  semasa Wali songo menyebarkan agama islam di tanah jawa,  nama masjid itu sendiri di ambil dari kata "Sang" yang bermakna keagungan , "Cipta" yang berarti di bangun atau terbuatnya dan "Rasa" yang berarti di gunakan, Masjid Agung cipta rasa di bangun pada masa Sunan Gunung Jati salah satu dari 9 Wali songo.






Sunan Gunung Jati ( Wali songo ) 

Pembangunan Masjid ini di kabarkan melibatkan 500 orang yang terdiri dari Mantan pasukan Majapahit dari Demak dan dari Cirebon , dalam pembangunan masjid Sunan gunung jati menunjuk Sunan kalijaga sebagai arsiteknya dan Sunan kalijaga memboyong Raden Sepat ( Seorang Mantan panglima Majapahit ) yang juga memiliki kemampuan dalam merancang Bangunan untuk membantu Sunan kalijaga dalam membangun masjid tersebut.


Sunan Kalijaga ( Wali Songo ) Arsitek yang di tunjuk Sunan Gunung Jati dalam pembangunan Masjid Agung Cipta Rasa


Perbedaan Mendasar antara Masjid Agung demak dan Masjid Agung Cipta Rasa baru terasa pada saat kita memasuki ke dalam bangunan utama nya yang merupakan bangunan asli, Masjid Agung Cipta Rasa memliki tidak cuma 4 Sokoguru tapi 12 , semua tiang tersebut terbuat dari kayu jati dengan diameter sekitar 60cm dan tinggi mencapai 14meter.



12 Tiang sokoguru sekarang sudah di topang dengan besi baja untuk menjaga keutuhan struktur kayu bangunan Masjid Agung cipta rasa tersebut.


Banyak di temui di Masjid tua lain nya Masjid di Arabia , Afrika Utara hingga wilayah kekuasaan emperium Turki usmani sebuah 'Maksurah'  di Masjid Agung cipta rasa ini juga di sediakan tempat sholat khusus sebuah Maksurah untuk para keluarga kerajaan yang di pagar dengan pagar kayu berukir.

Ada 2 Maksurah di shaf paling depan kanan mihrab dan mimbar di peruntukan untuk Sultan dan keluarga keraton kasepuhan , serta Maksurah di shaf paling belakang samping kiri pintu utama di perutukan bagi sultan dan keluarga keraton kanoman.


Maksurah di Masjid Agung Cipta rasa terlihat 2 mimbar di kiri dan yang di kanan , di kanan mimbar lama yang sudah tidak terpakai lagi.


Ada 2 Mimbar yang serupa di dalam Masjid ini , dua - duanya penuh ukiran yang sangat indah , satu mimbar di letakkan di sisi Mihrab yang di gunakan saat Sholat jum'at dan 2 Sholat hari raya sedangkan mimbar yang lain di letakkan disebelah kanan maksurah merupakan mimbar yang lama tidak dipakai lagi , pada bagian kaki mimbar terdapat ukira seperti kepala macan mengingtkan pada kejayaan Prabu siliwangi Raja Padjajaran yang tak lain adalah kakek dari Sunan Gunung Jati dari garis Ibu.




Ada 2 Mimbar di Masjid Agung Cipta Rasa yang bentuk dan ukuran nya sama pecis, Mimbar pertama di sebelah mihrab ,di sebelah mimbar yang kanan terletan Maksurah dan di sebelah kanan nya lagi maksurah terletak mimbar yang lama yang sudah tidak terpakai.


Bangunan utama asli Masjid Agung cipta rasa memiliki 9 pintu yang mungkin menyimbolkan 9 Wali songo yang turut berkontribusi aktif dalam pembangunan dan dalam menyebarkan agama islam, Pintu utama berada di sisi timur sejajar dengan mihrab , namun pintu utama ini hanya di buka pada Sholat jum'at dan Sholat Hari raya lain nya saja.

Delapan pintu lain nya terletak pada sisi utara dan selatan bangunan pintu sangat kecil di bandingkan ukuran normal sebuah pintu, Delapan pintu samping dilengkapi dengan daun pintu yag ukuran nya sangat kecil dan di cat warna hijau , berbeda dengan pintu Utama nya yang sangat besar.


Membungkukan bada masuk ke dalam masjid cara kita untuk merendahkan hati , adalah pesan tak tertulis setiap kali kita memasuki Masjid Agung Cipta rasa.


Adzan Pitu atau artinya Adzan 7 yang dilakukan 7 orang atas perintah Sunan Gunung jati unuk memusnahkan pengaruh sihir yang di tebarkan oleh menjangan wulung terhadap Muazin dan parabJemaah , Di sebutkan pada suata masa pada saat itu ketika masuknya islam di cirebon menunjukan pekembangan yang sangat baik beberapa orang yang keberatan dengan perubahan tersebut berupaya menebar teror.
Sosok menjangan wulung sendiri menurut beberapa sumber merupakan sosok Ghaib yang diutus seseorang ke Masjid Agung cipta rasa untuk menebar teror, Korban pertama Muazin yang akan mengumandangkan Adzan subuh di Masjid ini yang mendadak tewas secara misterius, mengakibatkan ketakutan yang luar biasa bagi jemaah lain nya yang akan memasuki Masjid ini, Amukan menjangan wulung ini juga mengakibatkan atap masjid yang masih terbuat dari rumbia mengalami kebakaran yang hebat.


Adzan Pitu di Masjid Agung Cipta Rasa Cirebon

Berbagai upaya dilakukan untuk memadamkan api , namun selalu gagal sampai akhirnya istri sunan gunung jati Nyi mas pakungwati menyarankan agar dikumandangkan Adzan namun api belum juga padam, namun di kumandangkan lagi oleh dua orang tiga orang berturut-turut  sampai enam orang api tersebut belum juga padam, konon api dipadamkan setelah di kumandangkan adzan oleh 7 Muadzin atas perintah Sunan Gunung Jati berkat petunjuk sang illahi.
Mejang wulungan berhasil di taklukan dan konon dia melarikan diri ke arah banten dan tak pernah kembali.



Sumur banyu yang di kenal sebagai Air Zam-Zam nya Masjid Agung cipta rasa yang konon air nya tidak pernah habis, dan juga dapat menjadi media kejujuran, sebagian orang pendatang pasti mencoba mengambil ai wudhu di sumur tersebut dan tidak sedikit pula yang membawa pulang sebagian air tersebut.


Semoga bermanfaat dan menambah wawasan Sejarah islam di Indonesia

Post a Comment

0 Comments