KHUTBAH PERTAMA
اَلْحَمْدُ لِلّهِ ، اَلْحَمْدُ لِلّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ
اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ . اَللهُـمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَـيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ
: اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ : يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ
اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ
Hadirin sidang jum’at rahimakumulah marilah
kita senantiasa menanamkan kekuatan iman Islam dalam hati sanubari kita masing
masing dengan tujuan untuk mewujudkan rasa takut kita kepada Allah SWT, mudah
mudah ibadah kita senantiasa diterima oleh alah swt,
Ma’asyiral muslimn
rahimakumullah
Saat ini kita berada pada bulan Agustus 2021 yakni
bulan di mana Allah memberikan kenikmatan kepada kita semuanya berupa
kemerdekaan RI yang ke 76 tahun. Sekian lamanya kita merasakan kemerdekaan yang
begitu nikmat dari Allah SWT. Kalau kita cermati pembentukan UUD 1945 ini
seiring dengan konsep Islam ini dibuktikan dengan adanya Dasar Negara Republik
Indonsia yakni Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau
disingkat UUD 1945 atau UUD ’45, adalah hukum dasar tertulis (basic law), konstitusi pemerintahan Negara
Republik Indonesia saat ini.
UNDANG-UNDANG DASAR 1945
UUD 1945 disahkan
sebagai undang-undang dasar Negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak
tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal
17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR pada
tanggal 22 Juli 1959. Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4
kali perubahan (amendemen), yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem
ketatanegaraan Republik Indonesia.
Kemerdekaan sangatlah
indah, didambakan dan diharapkan oleh semua manusia. Hidup dijajah oleh Belanda
sangatlah menyakitkan. Pembunuhan, pemerkosaan terjadi setiap hari di sekitar
kita. Tiada kebebasan baik kebebasan hak asasi manusia maupun kebebasan
beragama. Hidup serba sulit, hidup serba diatur oleh penguasa Belanda.
Mengadakan majelis perkumpulan saja masyarakat Indonesia dicurigai mengadakan
pemberontakan terhadap Belanda, apalagi Mengibarkan bendera merah putih.
Makanya para Ulama’
Indonesia mempunyai terobosan untuk mengadakan pertemuan pertemuan warga
dikemas dengan menggunakan majelis taklim, pengajian sholawatan ISHARI (Ikatan
Seni Hadrah Republik Indonesia) yang dipelopori oleh KH. Wahab Hasbulloh agar
tidak dicurigai oleh penguasa Belanda.
Ulama’ mengajarkan
strategi mengibarkan sang saka merah putih dengan aman cara setiap membangun
kuda kuda rumah mereka memasang bendera merah putih sebagai tanda mereka
mensyukuri nikmat Allah sehingga Penguasa tertipu dan terkelabui dengan
strategi ini.
Setiap bangsa berhak merdeka setiap bangsa berhak
terbebas dan beraktifitas sebagaimana mestinya, oleh karena itu dalam pembukaan
alenia pertama di sebutkan bahwa “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan
itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”
Jerih payah Perjuangan
bengsa indonesia dalam meraih kemerdekaan sangatlah sulit, bertumpah darah,
peperangan secara langsung berhadapan dengan belanda,
Dengan semangat
Resolusi Jihad yang pelopori oleh KH. Hasyim As’ari dan semangat perjuangan
oleh KH. Ahmad Dahlan juga dengan para tokoh pejuang Indonesia mereka
mengumpulkan para santri masyarakat indonesia untuk melawan belanda, dengan
kekuatan yang mereka miliki.
1. Hasyim Asyari
mengajak berdoa dengan kalimat :[1]
ياَ اَللُّهُ يَا حَفِيْظُ ياَ
اَللُّهُ ياَ مُحِيْطُ فاَنْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الكَافِرِيْنَ فاَنْصُرْنَا
عَلَى الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ
“Ya Allah wahai dzat yang Maha
Menjaga, Ya Allah Wahay Dzat Yang Maha Menguasai, berilah pertolongan pada kami
atas orang-orang kafir, berilah pertolongan pada kami atas orang-orang yang
dzolim”
Kemudian pada alenia kedua menerangkan tentang Proses
Perjuangan Meraih Kemerdekaan yang berbunyi “Dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan
selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.”
Pada alenia ketiga menerangkan Ungkapan Rasa Syukur
Kemerdekaan dengan kalimat “Atas berkat rahmat Allah Yang
Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.”
Bagaimana cara kita
mensyukuri nikmat Allah yang begitu besar dan istimewa ini. Marilah kita isi
dengan kegiatan yang bermanfaat, menjadikan para pemuda yang mempunyai semangat
juang tinggi mencetak kader bangsa yang berkualitas menjauhi narkoba, menjauhi
segala tindankan yang mengarah pada pidana mencipotakan kesejahteraan dan
kerukunan dalam hibup bermasyarakat, menciptakan keadilan dll.
Wujud terima kasih kita kepada Allah SWT. kita
selenggarakan do’a bersama kepada para pejuang Syuhada’ yang gugur di medan
peran dan yang gugur dalam memikirkan Nasib bangsa ke depan di malam hari
kemerdekaan RI. Dalam tradisi budaya Jawa do’a malam tirakatan disebut
dengan bari’an artinya adalah bebasan terbebas dari
penjajahan belenggu yang menyakitkan. Kita haru ingat siap yang memberikan
kemerdekaan dan kebebasan yakni Allah SWT.,
Dalam al-Qur’an
ditegaskan di penghujung surat al-Hasyr ayat 24 :
هُوَ ٱللَّهُ ٱلْخَٰلِقُ ٱلْبَارِئُ
ٱلْمُصَوِّرُ ۖ لَهُ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ ۚ يُسَبِّحُ لَهُۥ مَا فِى
ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ
“Dialah Allah yang Menciptakan,
yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih
kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana”. (QS. al-Hasyr : 24) :
Seiring dengan pembukaan UUD 1945 alenia ketiga Dalam
Asmaul husna ada sifat Allah berupa al-Bari’u (Maha
Membebaskan) oleh karena itu kita operbanyak bertasbih mengagungkan Allah kita
niatkan mengisi kemerdekaan dengan li’ila’i kalimatillahi semangat
berjuang (untuk memulyakan kalimat kalimat Allah).
Perjuangan yang kita
lakukan sesuai profesi dan kemampuan kita masing masing :
مَنْ كاَنَ عَلَيْهِ الْمَالُ
فَلْيُجَاهِدْ بِمَالِهِ وَمَنْ كاَنَ عَلَيْهِ العِلْمُ فَلْيُجَاهِدْ بِعِلْمِهِ
وَمَنْ كاَنَ عَلَيْهِ العَمَلُ فَلْيُجَاهِدْ بِعَمَلِهِ
“Barang siapa yang memiliki
harta, maka berjuanglah dengan hartanya, dan barang siapa yang memiliki Ilmu,
maka berjuanglah dengan ilmunya, dan barang siapa yang memiliki tenaga, maka
berjuanglah dengan tenaganya”
Pada alenia keempat menerangkan Tujuan kemerdekaan
dengan kalimat “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk
dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia”
Tujuan kemerdekaan RI
pada alenia ke empat Seiring tujuan hukum islam “Maqashid as-syar’i”:
1. Hifdzul ad-Din :
memlihara agama dalam undang undang ada melarang adanya penistaan agama,
penyelewangan agama dan masyarkat diberikan kebebasan beragama menurut
keyakianan masing masing sesuai pasal 29 ayat 2.
2. Hifdzul an-Nafs :
memelihara jiwa adanya undang undang ada melarang pembunuhan dan segala
perbuatan yang mengarah pada kerusakan kematian
3. Hifdzul al-Aql :
memelihara akal dalam undang undang ada larangan meminum Khamr dan mengkonsumsi
sesuatu yang memabukkan menghilangkan kesadaran akal.
4. Hifdzul an-Nasli / an-Nasbi : memelihara keturunan dalam
undang undang ada larangan berbuat Zina, pemerkosaan pelecehan seksual dll.
5. Hifdzu al-Maal ;
menjaga harta adanya undang undang ada larangan mencuri, merampok mengambil hak
orang lain dengan cara pemaksaan.
6. Hifdzu al-Irdli :
memelihara kehormatan adanya Undang-undang yang melarang membuat berita hoaks,
memfitnah, mengadu domba, menghina melecehkan sesama warga baik pejabat atau
juga rakyat,
Kalau semua masyarakat Indonesia mampu menjalankan
Pembukaan Undang-undang Dasar RI 1945 secara otomatis mereka juga telah
menjalankan perintah dan ajaran Agama Islam juga mengamalkan tujuan beragama
akan tercipta kesehateraan kebahagiaan kehidupan yang lebih bermartabat
menjadikan Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur. Aman
sentosa bahagia sejahtera.
Ma’asyiral Muslimin
rahimakumullah,
Demikian khutbah
singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan
membawa barakah bagi kita semua. Amin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ لِلّهِ ، اَلْحَمْدُ
لِلّهِ حَمْداً شُكْراً عَلَى مَا اَنْعَمْ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ اَللهُـمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَـيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَقَالَ اللهُ
تَعَالَى وَلَمْ يَزَلْ قاَئلِاً عَلِيْماً فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: إِنَّ
اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ
الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ
وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ
وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا
هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ
ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرُ
H. Abd. Basit M.F, M.H.I
Dosen STAI Darussalam Krempyang Nganjuk
sumber : https://nuponorogo.or.id
0 Comments