Masjid Agung Sidoarjo bagaikan rumah bagi mereka yang ingin singgah dan memuliakan Tuhan. Baik di pelataran dan di dalam masjid memiliki suasana yang teduh dan semilir, sehingga membuat nyaman para jemaat yang sedang sholat atau pengunjung yang hanya sekedar melepas penat sebelum kembali beraktifitas.
Dari prasasti batu marmer yang berada Tugu di halaman Masjid, pembangunan Masjid Agung Sidoarjo di mulai pada hari Jumat Kliwon 26 Suro 1313 Hijriyah atau 1825 tahun Jawa atau 19 Juli tahun 1895 . Pendirian Masjid Agung Sidoarjo ini berawal dari inisiatif bupati Sidoaarjo R. Adipati Pandji Tjondronegoro yang menjabat mulai tahun 1882 hingga 1905 .
Di areal belakang Masjid Agung Sidoarjo juga terdapat komplek makam keluarga Tjondronegoro, termasuk dimakamkan di sana pendiri masjid yang disebutkan dalam prasasti. Berbagai kegiatan pernah diadakan untuk tetap meramaikan suasana di Masjid Agung Sidoarjo ini. Seperti nikah massal , pasar rakyat serta berbagai kegiatan yang bermanfaat lainya
Untuk akomodasi dari Masjid Agung Sidoarjo sangatlah mudah dicapai, karena memang letaknya ini persis di jantung kota Sidoarjo.
Kemudian pada tahun 1895, dilakukan penyempurnaan kedua Masjid Jamik Sidoarjo oleh Bupati RAA Tjondronegoro atau R. Adipati Pandji Tjondronegoro tepatnya pada hari Jumat, tanggal 19 Juli 1895 oleh selaku bupati Sidoarjo.
Tahun 1969 dilakukan pemugaran atau penyempurnaan ketiga oleh Bupati Soedarsono dan kemudian namanya berganti menjadi Masjid Agung Sidoarjo. Masjid Agung Sidoarjo mempunyai luas 2.115 meter persegi sehingga dapat menampung hingga 4.000 jamaah.
Pada tahun 1973 oleh Bupati H A Choedori Amir, dan pada tahun 1979 saat Sidoarjo dipimpin oleh Bupati H Soewandi serta pada tahun 2012 oleh Bupati H Saiful Ilah juga melakukan rehabilitasi atau penyempurnaan Masjid Agung Sidoarjo.
Masjid Agung Sidoarjo berada dekat alu-alun kota Sidoarjo tepatnya di jalan Sultan Agung. Masjid Agung Sidoarjo terdiri dari tiga lantai dengan tiang atau pilar besar serta lantai dari marmer. Konon berdasarkan beberapa artikel di Masjid Agung Sidoarjo terdapat Bencet atau jam matahari, yaitu berupa piringan logam (besi) berbentuk lingkaran dengan pusat lingkaran terdapat tiang sehingga akan terbentuk bayangan tiang oleh sorot matahari yang jatuh pada lingkaran logam sebagai penunjuk waktu sholat.
0 Comments